Kamis, 21 Juli 2011

Memori kota lama di negara ku - Belanda part 1




Bayangan akan kota-kota tua di Indonesia langsung tertancap ketika masuk ke negeri kincir angin Belanda. Derertan gereja, museum dan kastil berdiri megah dengan indahnya di setiap kota di Belanda dan Utrecht, menjadi tempat menginap ku selama di Belanda.
Amsterdam, di kota ini lah aku pertama kali mengexplore keindahan negara Belanda. Madame Tusaud, Dam Palace, Dam Square, Vondel Park, Museum Plein, Anna Frank House, Rembrandt Plein, Coster Diamond dan tentunya Red Light District.
Kakiku tidak bosan untuk melangkah menyusuri gang-gang kecil di kota ini, di antara deretan gang kecil ini pun, kanal yang menjadi ciri khas landscape negara Belanda banyak ditemukan membelah kota Amsterdam. Burung-burung dengan bebas hingap di mana saja, tanpa khawatir untuk di buru seperti di negara ku.
Tak terasa 4 jam sudah aku menyusuri keindahan kota ini, entah berapa kilometer kaki ini sudah melangkah dan rasa lapar pun akhirnya menghingap di perut ku ini, Yam Kim Chinese Surinamise Javaness salah satu tempat yang tepat untuk melepaskan rindu akan masakan Indonesia, sepiring mie goreng dengan potongan ayam goreng terasa sangat enak ketika masuk ke perutku ini.
Sore pun menjelang, tetapi bukan waktu untuk pulang. Leiden menjadi kota incaranku berikutnya. Rebrandt, sang mastro lukis lahir di kota ini, manekin patung nya pun dengan gampang ditemui. Di tengah dinginnya udara di sore ini, kaki ini pun terus melangkah menyusuri bangunan-bangunan tua nan elok di kota Leidein. Citadel, benteng melingkar yang terlihat megah ini menawarkan landscape kota Leiden dari atas.
Malam pun menjelang, tapi juga bukan waktunya pulang, masih ada kota lain lagi yang harus dijelajahi dengan kaki ku ini......... (bersambung)

Sabtu, 16 Juli 2011

Mbok aku wes tekan Paris




Mbok aku wes tekan Paris Mbok, itu lah kata kata yang pengen aku lontarkan ketika pesawat Air Asia X Kuala Lumpur-Orly yang aku tumpangi mendarat di Bandara Orly, Paris, Kamis, 14 Juli 2011. Jam 08.45

Rasa tak percaya masih menyelimuti otakku, aku yang kucel dan dekil ini bisa menjejakkan kaki di kota mode dunia ini. Bayangan akan kota super metropolitan langsung menjejali alam pikirku. “Bonjour” aku disadarkan dengan sapaan Selamat Siang pegawai imigrasi yang cantik itu, paspor ku pun di periksa. Agak lama, tapi bisa dimaklumi karena aku orang Asia. Kulangkahkan kaki ku mengikuti lorong-lorong di Bandara Orly, dan sampai juga ke bagian pelaporan pasport. Beberapa orang sudah membentuk antrian yang rapi, yang jelas antrian rapi seperti ini jarang aku temui di Indonesia. Bonjour , lagi-lagi sapaan itu menyadarkanku. Segera pasportku kusodorkan, hanya beberapa menit dan tak banyak pertanyaan dari pegawai imigrasi Orly ini, ketakutan akan second interview di bandara segera kubuyarkan, “Tok” dan akhirnya pasporku pun terstempel di bagian imigrasi Orly-Paris. “Merci” kata itu yang ku ucapkan ketika pegawai imigrasi itu menyodorkan kembali pasporku.Yeah semua aral lintang di bandara sudah bisa diatasi, sekarang waktu nya keluar dari bandara ini.

“Brrrrrrr” udara cukup dingin ternyata walaupun musim panas, prakiraan suhu di bandara Orly menunjukkan 11 derajat celcius, pantas lah kalau aku kedinginan. Troli pun aku arahkan ke pintu ke luar, dan “upss” cukup banyak perokok di area pintu keluar bandara ini. Aku pikir Paris lebih ketat terhadap perokok daripada Singapore, tapi pikiran itu terbantahkan ketika melihat banyaknya perokok di area pintu keluar ini. Aku pun tidak ketinggalan, segera kukeluarkan 1 batang rokok dari tas ku dan kunyalakan.

Di pintu keluar ini, lagi-lagi aku bertemu “Syahrir” (maaf aku agak lupa nama nya) seorang warna negara keturunan yang tinggal di Bordeoux, Perancis. Sebelumnya aku bertemu Syahrir di Smooking Room Bandara LCCT Kuala Lumpur. Kami pun terlibat dalam percakapan yang cukup asyik, beberapa batang rokok pun menemani pembicaraan kami

................................... bersambung

Minggu, 24 Januari 2010

"Wonogiri" Eksotisme tanah gersang

Perjalanan kali ini tidak kulewati bersama teman temanku, tapi aku ajak Bapak, Ibu and adik semata wayangku untuk menikmati eksotisme wisata Wonogiri. Hanya berbekal tourist map Wonogiri dan jeep tua bapakku, akhirnya kami sekeluarga berangkat Jam 8.30 tepat, hanya 1 jam perjalanan menuju kota Wonogiri. Tapi tujuan kami adalah untuk melihat gua gua dan museum karst dunia di Pracimantoro dan pantai pantai di Parang Gupito.
Perjalanan ke daerah pracimantoro butuh 1 jam darii kota Wonogiri. Kami sekeluarga sempat mampir berhenti sejenak di bukit untuk melihat keindahan Waduk Gajah Mungkur dari atas.... Angin semilir membuat badan kami merasa segar kembali. Akhirnya tak lama kemudian perjalanan kami lanjutkan ke daerah Pracimantoro. Jalan jalan bergelombang seakan membuat perut kami mual, kami pun melewati bukit bukit tandus Wonogiri. Setelah sampai di terminal Pracimantoro, saya coba menanyakan penduduk sekitar dimana letak museum karst dan gua gua di Pracimantoro, setelah mendapatkan info akhirnya perjalanan kami lanjutkan. Agak susah memang, karena di daerah ini masih sangat minim petunjuk arah, jadi jangan segan segan tanya ke penduduk sekitar. Jalan bergeRata Penuhlombang, udara panas yang menyengat dan tanjakan tajam seolah menjadi tantangan perjalanan kali ini. Setalah tanya sana sini, akhirnya kami sampai di gua pertama, gua Tembus,disebut gua Tembus, karena gua ini bisa di masuki dari dua pintu gua yang terhubung, lorong guanya memang tidak panjang, hanya sekitar 50 meter, tapi cukup menarik untuk dinikmati karena masih alami. Tidak banyak pengunjung di gua ini, aku hanya menemui bbrp orang disana. Jadi kita biosa menikmati gua ini sepuasnya. dari pintu yang lain, bisa di lihat megahnya Museum Karst Dunia di tengah tandus dan gersangnya bukit bukit kapur Wonogiri. Perjalanan akhirnya kita lanjutkan ke Museum Karst yang tak jauh dari gua tembus, tapi sayang Museumnya terkunci rapat dari dalam, karena masih dalam tahap pembangunan untuk bagian dalam. Kami mencoba mencari info lagi, ternyata ada bbrp gua di daerah tersebut juga. Tapi sayangnya lagi, jalan menuju gua masih juga dalam tahap perbaikan, jadi tidak bisa untuk dilewati. Kelihatannya nasib baik belum berpihak pada kami. Di situ kita juga melihat ada satu pura kecil di puncak bukit, menarik juga untuk dikunjungi. setelah berpuas puas akhirnya perjalanan kami lanjutkan ke daerah Parang Gupito. Oiya, jangan lupa isi bensin penuh motor atau mobilnya, karena SPBU terakhir cuman ada di dekat pasar Pracimantoro, cari bensin eceran pun juga lumayan susah di daerah ini. Lagi lagi..... kondisi jalan tidak bersahabat, kami serasa naik bomb bomb car, terpental kesana kesini, kulihat ibu ku di jok belakang, kasihan juga melihatnya, ku coba bertanya " ibu gak papa tho?" beliau menjawab "Gak papa, ya ini tantangannya" tapi aku senang ibu ku bisa menikmati perjalanan ini.
Kulihat di jalan ini, tidak banyak kendaraan yang lewat, hanya kadang berpapasan dengan sepeda motor ataupun mobil, yang mungkin karena mimimnya info dan akses transportasi ke daerah pantai di Parang Gupito menjadikan orang orang malas pergi kesana, apalagi di tambah kondisi jalannya. Setalah tanya sana tanya sini, akhirnya kami menemukan tanda penunjuk jalan ke Pantai Sembukan, penduduk setempat bilang dekat hanya 5 km, batinku "5 km kok dekat?" dan penduduk di sana berjalan kaki dari satu kampung ke kampung lainnya, karena memang tidak ada angkutan umum. gantian bapakku yang tanya kali ini "Masih jauh nda pantainya?" kujawab "Aku juga nda tau, juga belum pernah ke sini".... Tapi dari atas bukit kulihat samar samar, lautan biru terhampar luas..... dan setelah melewati bbeberapa bukit akhirnya, jalan menuju Pantai Sembukan kulihat juga... wow....pantai ini masih alami.... hamparan pasir putihnya.....seakan mengundangku untuk menikmatinya, air nya sangat jernih sekali, aku bisa melihat keindahan batu batu karang di pantai ini.... . dari atas bukit batu pun.... aku bisa melihat indahnya pantai Sembukan yang masih alami, ombaknya yang keras dan tinggi menjulang seakan menggodaku untuk surfing di sana..... udara yang panas seakan tidak mengurangi minatku untuk ergi dari panati ini.... Setelah puas bermain main dengan adikku, akhirnya perjalanan aku lanjutkan ke pantai berikutnya, Pantai Nampu.... kita menuju kembali ke jalan utama lagi, dan berjalan ke arah lebih timur lagi. Pantai Nampu berbatasan dengan kabupaten pacitan, jadi bisa dikatakan pantai ini paling timur di di pesisir utara Jawa Tengah. Jarak pantai sembukan dan pantai nampu sebenarnya nda jauh, cuman 6km, tapi karena medan yang sulit jadi terasa lama.
Pantai nampu juga tak kalah indahnya dengan pantai sembukan, garis pantainya membentuk lengkungan yang indah. Pasir putihnya pun seakan menarik perhatianku untuk berguling guling disana. Ku terus berjalan ke arah timur dan coba menaiki batu karang.....emmm pemandangan yang luar biasa. Samudra Hindia membentang luas dengan indahnya. Yang kusuka dari pantai di pesisir utara Wonogiri, karena masih banyak belum orang pergi ke sana, jadi kita bisa sepuasnya menikmati pantai, tanpa diganggu kerumunan orang.
Tak tersa waktu pun beranjak sore, sebenarnya aku pengen melihat sunset di pantai Nampu, tapi karena jalan jalan di Wonogiri apalagi daerah Parang Gupito tidak ada penerangannya di waktu malam, terpaksa kami putuskan pulang lebih awal untuk alasan keselamatan. Pulangnya kami menempuh jalan yang berbeda lewat Baturetno, kondisi jalannya sih tidak berbeda jauh dengan daerah Pracimantoro, bergelombang penuh tanjakan, tapi menurut bapakku di Baturetno banyak yg jual Sate kambing yang uenak. Memang benar, ketika kami masuk daerah Baturetno, penjual sate kambing dimana mana, akhirnya kami putuskan untuk berhenti di salah satu warung sate kambing "pak giyarto" emmm uenak tenan...... akupun habis 2 porsi....dan bisa di bilang cukup murah, kami berempat hanya menghabiskan 60.000 rupiah untuk 4 porsi.
Kota wonogiri juga terkenal dengan kacang mede nya yang enak, jadi jangan lupa mampir beli kalo lewat Wonogiri. Da setelah perjalanan pulang hampir 3 jam yang melelahkan tapi menyenangkan, akhirnya kamipun sampai di rumah.

Kamis, 23 Juli 2009

Bandung, West Java



Perjalanan ke Bandung kali ini memanfaatnkan long weekend Maulud Nabi Muhammad S.A.W. Dari Solo aku berangkat naik kereta bareng travel mate ku Taufiq jam 10 malam, sampai di Bandung kira kira jam 5 pagi.
Masih sepi waktu kami tiba di Bandung, hanya bermodalkan peta Bandung kami berdua mencoba berjalan mencari hotel yang telah kami booking 2 hari sebelumnya.
Sepanjang perjalanan kami coba mengamati aktivitas aktivitas pagi di kota Bandung, keramaian di pasar, orang yang sedang olahraga, jama'ah masjid yang baru pulang dari masjid..... dan tak terasa akhirnya kami sampai di hotel kami setelah 15 menit berjalan.
Terpaksa harus nunggu karena kami datang terlalu pagi dan semua kamar masih di pakai. Akhirnya kami menitipkan bagpack yang kami bawa di receptionist dan kami mencari makan pagi. Bubur ayam...... hampir di mana mana ku jumpai penjual bubur ayam di depan masjid tempat kami mencari makan pagi....dan akhirnya kami pun tidak bisa memilih selain sarapan bubur ayam dan teh tawar.
Selesai makan, kami berjalan lagi ke hotel.... baru aja masuk recepsionitnya info kalo kamar yang kami pesan sudah kosong. Nda begitu besar, fasilitas juga nda begitu bagus...ya maklumlah hotel 150ribuan... mau mengharapkan apa sih dari hotel harga segitu, apalagi long weekend dimana hampir semua hotel terisi penuh.
Setelah mandi pagi, kami menunggu jemputan dari pihak penyewaan mobil yang akan mengantarkan kami wisata ke Bandung Selatan.
Tujuan pertama adalah Kawah Putih Ciwedeuy, jam 8 pas, jemputan kami datang, langsung aja kami meluncur ke luar kota Bandung......
Belum juga sampai ke Kawah Putih kemacetan sudah menghadang kami....... ya mungkin krn long weekend.... semua orang coba memanfaatkannya untuk liburan.
Perjalanan ke kawah putih melewati hamparan kebun strawbery...... strabery berwarna merah seakan menggodaku untuk memakannya
Akhirnya jam 11.00 kami sampai di Kawah Putih, hawa yang masih sejuk membuat otak yang panas karena macet dan asap knalpot menjadi segar kembali
Subhanallah...... ketika pertama kali kulihat kawah putih....., begitu besar keagungan Allah kurasakan, alamnya begitu indahnya tersimpan di balik gunung Patuha
Rasanya tak puas memandangi kawah putih yang begitu cantik..... Tak terasa 2 jam sudah aku menikmati indahnya Kawah putih.....

Rabu, 31 Desember 2008

Dieng, Central Java






Perjalanan ke Dieng membutuhkan waktu 5 jam dari Solo dengan mobil. Trip kali ini bersama 1 teman dr Solo, 1 teman dr Salatiga, 1 teman dr USA.
Teman kami dr Salatiga menyarankan untuk menginap di Agrowisata Tambi, ratenya Rp 200.000-Rp 300.000 (include b'fast, tv, hot water and plantation tour)
Sampai di Tambi sekitar jam 6 malam, udara dingin sudah mulai terasa ketika kami datang, buru buru mandi dengan air hangat biar tidak kedinginan. Setelah semua mandi, makan malam telah disiapkan oleh pihak hotel, untuk makan malam kami menambah ongkos Rp 25.000/pax
Berikut web dr agrowisata tambi : www.agris-tambi.com/index2.php
Setelah ngobrol dengan teman teman, kami memutuskan untuk memulai tour ke Dieng jam 5 pagi untuk melihat sunrise

Jam 5 pagi, kami sudah siap untuk memulai tour ke Dieng, tujuan pertama kami melihat sunrise di gardu pandang, tapi agak kecewa karena cuaca sedikit mendung jadi kami tidak bisa melihat sunrise.

Rabu, 24 Desember 2008

Phi Phi Island








Ada yang tulisan yang tertinggal dari perjalananku ke Phuket, Tour berikutnya aku pilih Phi phi island dengan rate 900 baht atau sekitar Rp 270ribu, kalo pernah liat film The Beach nya Leonardo Di Caprio, yang disinilah setting filmnya.
Pasir Putih, air yang jernih, suasana yang tenang....wuih betapa indahnya
Sempat terkagum kagum juga dengan keindahan alam Phi phi Island.
Tujuan pertama dr tour ini, di Maya bay... coral coral membentang membelah lautan yang jernih.. Aku bs berenang sepuasnya di Maya bay. Dr Maya bay di lanjutin ke Loh Samay Bay... snorkling sepuasnya dengan aneka ikan disekeliling kita....Trua ke Viking Cave, Lunch di Phi phi Don, dan terakhir melihat ikan hiu di Khai Nui Island, perlu berenang sekitar 50o meter dr daratan untuk melihat gerombolan ikan hiu ini, setelah menunggu 15 menit...lewatlah hiu hiu kecil...menyeramkan juga, tapi ada guidenya jadi aku pikir aman.
Habis itu sunbathing sambil menunggu pulang...

Selasa, 23 Desember 2008

Bali Road Trip















Kali ini perjalanan ke Bali, banyak aku habiskan di daerah utara dan timur Bali.
Hari pertama sampai di Bali sudah malam, aku langsung naik taxi menuju popies line 2 dan pesen kamar di penginapan arthawan, masih murah disana Rp 40.000/hari dan masih dapat sarapan pagi.
Hari ke 2, ketemu ama sodara jauh yang tinggal di Bali di daerah Tuban, dkt bandara, krn beliaunya kerja di hotel, aku ditawarin dapat discount di hotel tempat beliau kerja, lumayan lah Rp 100.000 dapat hotel bintang 2. Dan lebih enaknya, dapet pinjaman motor untuk keliling keliling Bali.
Hari ke 3, perjalanan road trip dengan motor ke Bali utara dimulai, meninggalkan hotel jam 10 pagi. Karena tujuan Singaraja, aku putusin lewat Denpasar, trus naik lewat Kintamani. Sampai di Lovina, Singaraja sekitar jam 3 sore. Dapet penginapan yang lumayan murah, Rp 70.000/hari, habis check in, coba tanya ke penduduk sekitar obyek wisata apa aja di sekitar Lovina, akhirnya mereka merekomendasikan pemandian air hangat, cukup dekat dr Lovina sekitar 30 menit, lumayan banyak juga wisatawan yang pergi ke sana, aku coba juga nyeburin ke kolam air hangat, emmm enak juga setelah perjalan jauh berendam di air panas.... setelah cukup puas berendam, aku balik ke penginapan.
Suasana malam di Lovina sangat berbeda dengan di daerah Legian atau Kuta, d Lovina sepi sekali, hanya beberapa bar dan cafe saja yang menawarkan hiburan malam.
Jam 11 malam, suasana dah sepi di Lovina, akhirnya kuputusin Balik ke penginapan.
Hari ke 4, dibangunin jam 5 pagi untuk liat sunrise di pantai Lovina dengan melihat lumba lumba yang berenang kesana kemari. Indah sekali sunrise di Lovina. Setelah bbrp lama perahu kecil kami sudah sampai di tengah dan menanti sang lumba lumba datang, cukup lama memang tapi ketika melihat segerombolan lumba luma berenang kesana kemari, sepertinya penantian itu terbayarkan